Sunday, September 25, 2016

Komponen Jaringan Komputer

5 komponen pembentuk jaringan komputer:
1. Komputer
Komputer
Komputer adalah perangkat elektronik yang memiliki fungsi menginput, memproses data, dimana keluarannya (ouput) berupa informasi. Sampai saat ini arsitektur dasar komputer digital masih menggunakan konsep Von Newmon, yaitu terdiri atas CPU (Central Processing Unit), I/O (Input/Output), dan memory yang terintegrasi. Dalam suatu jaringan komputer terdapat satu komputer server dan satu atau lebih komputer client.

2. NIC ( Network Interface Card )

Network Interface Card
Network Interface Card (NIC) atau network adapter, digunakan untuk menghubungkan komputer ke kabel yang digunakan pada local area network (LAN). NIC mempunyai satu atau lebih port eksternal yang digunakan untuk menempatkan kabel networknya. NIC dipasang pada slot yang kosong pada workstation atau pada server. Setelah card dipasng dan dikonfigurasi pada slot yang tersedia (PCI atau ISA) maka kabel jaringan dihubungkan pada port yang tersedia pada card untuk membuat koneksi fisik antar komputer dengan jaringan komputer.
3.  Media Transmisi
a. Wire (Guided)

  • UTP (unshielded twisted pair) / STP (shielded twisted pair)

Kabel UTP/STP terdiri dari dua kabel tembaga atau lebih diisolasi dan dipilin serta biasanya beberapa pasang kabel dijadikan satu tanpa saling mengganggu. Maksimum panjang pemakaian kabel UTP/STP adalah 100 meter.
Jenis kabel UTP/STP
 ◦  Categori 5 (kapasitas 10 mbps)
 ◦  Categori 5e (kapasitas 100 mbps)
◦   Categori 6 (kapasitas 1000 mbps)
◦   Categori 7 (kapasitas 10000 mbps)

Kabel UTP




  • Kabel Coaxcial
Kabel Coaxcial
Kabel coaxial adalah sarana penyalur yang bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyal-sinyal listrik. Kabel ini memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar, sehingga sanggup mentransmisikan kelompok kanal frekuensi percakapan atau program televisi. Kabel coaxial terdiri atas konduktor silindris melingkar yang mengelilingi sebuah kabel tembaga yang konduktif.

  • Kabel Fiber Optik

Kabel Fiber Optik
Kabel fiber optik adalah kabel jaringan yang dapat mentransmisi data melalui media cahaya. Kabel fiber optik memiliki jangkauan yang lebih jauh, tahan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi, serta tidak membawa sinyal elektrik listrik. Kabel fiber optik terdiri dari dua jenis, yaitu single mode dan kabel multi mode. Kabel single mode hanya mengirim satu sinyal pada satu waktu dan dapat menjangkau jarak 70 km. Kabel multimode dapat mengirim sinyal yang berbeda pada saat yang bersamaan, mengirim data pada sudut refraksi yang berbeda pada saat yang bersamaan, mengirim data pada susut refraksi yang berbeda, dan menjangkau jarak 400 m.
b. Wireless (Unguided)
Wireless adalah sebuah jaringan local yang menggunakan frekuensi radio yang sangat tinggi. Wirelles atau jaringan nirkabel menghubungkan dua atau lebih komputer/perangkat yang menggunakan spektrum-tersebar atau OFDM modulasi berbasis teknologi yang memungkinkan komunikasi antar perangkat yang terbatas di daerah tersebut. Media wireless dapat berupa WiFi, bluetooth, atau infrared.


4. Network Device
a. Hub
Hub berfungsi sebagai perangkat keras penerima sinyal dari sebuah komputer dan merupakan titik pusat yang menghubungkan ke seluruh komputer dalam jaringan tersebut. Hub juga berperan sebagai penguat sinyal kabel UTP, konsentrator dan penyambung.Perbedaan Hub dengan Modem dan Switch yaitu :
HUB


1. Hub memiliki port yang lebih banyak daripada Modem, dan lebih sedikit daripada Switch.
2. Hub dipengaruhi oleh jumlah port , jika semakin banyak jumlah port akan mepengaruhi kecepatan   transfer data.





b.  Switch
Selain Hub, sebagai share device terdapat pula share device yang lebih baik yaitu switch. Keunggulan switch adalah bandwith yang ada tidak terbagi serta mendukung kecepatan 100 Mbps sehingga transmisi data akan semakin cepat.

SWITCH
c.  Router
Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.

ROUTER

d.  Modem
Modem merupakan singkatan dari modulator demodulator. Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah menjadi sinyal analog, ketika modem menerima data dari luar berupa sinyal analog, modem mengubahnya kembali ke sinyal digital supaya dapat diproses lebih lanjut oleh komputer.

MODEM

5.  NOS (Network Operating System)
NOS adalah sebuah jenis sistem operasi yang ditujukan untuk menangani jaringan. Umumnya, sistem operasi terdiri atas banyak layanan yang ditujukan untuk melayani pengguna. Beberapa contoh sistem operasi antara lain Windows, Linux, dan Macintosh.

 dan Macintosh.

Tools Nmap di Backtrack 5 R3

BackTrack berisi banyak tools keamanan yang terkenal  salah satunya adalah Nmap. BackTrack membagi tools menjadi 12 kategori :Information Gathering, Vulnerability Assessment, Exploitation Tools, Privilege Escalation, Maintaining Access, Reverse Engineering, RFID Tools, Stress testing, Forensics, Reporting Tools, Services, Miscellaneous.

NMAP – The Network Mapper

Adalah tools pemetaan jaringan (network) terbaik yang pernah ada sejauh ini. Panggunaannya yang praktis, konfigurasi yang mudah, dan kehandalannya dalam memetakan jaringan komputer di manapun. Dengan Nmap, anda dapat mengetahui komputer-komputer (hosts) apa saja yang sedang terhubung dalam sebuah jaringan, apa service (aplikasi) yang sedang dijalankan komputer itu (host), apa sistem operasi komputer yang dipakai, apa tipe firewall yang digunakan, dan karakteristik lainnya dari komputer.


Setting Jaringan

Setting jaringan sangat berpengaruh terhadap koneksi antar perangkat dalam jaringan. Di backtrack hal pertama yang harus dilakukan adalah mengalokasi IP Address sehingga backtrack dapat terkoneksi ke jaringan. Untuk setting IP address dapat dilakukan dengan cara :

root@bt:~# ifconfig eth0 192.168.30.106 netmask 255.255.255.0

Perintah di atas berfungsi untuk mengalokasi IP Address 192.168.30.106/24 ke ethernet backtrack. Untuk mengetahui IP address yang terpasang gunakan perintah sebagai berikut:

root@bt:~# ifconfig


Jika hasil yang ditampilkan seperti gambar di atas, berarti Backtrack sudah memiliki IP Address yaitu 192.168.30.106/24.

Untuk mengetes apakah Backtrack sudah dapat berkomunikasi dengan perangkat lain dalam jaringan, gunakan perintah sebagai berikut :

root@bt:~# ping 192.168.30.102

Apabila ada reply dari host 192.168.30.102, artinya anda sudah terhubung ke perangkat dengan IP address tersebut. Seperti gambar dibawah ini


Scanning Network dengan NMAP

Scanning network adalah salah satu kegiatan untuk mengetahui host mana saja yang aktif dan terkoneksi ke dalam jaringan. Di Backtrack banyak tools untuk melakukan proses scanning, diantaranya nmap. Nmap memetakan dan memberikan informasi host yang aktif dan terkoneksi ke dalam jaringan. Semua informasi host yang terkoneksi akan ditampilkan, termasuk port apa saja yang terbuka. Untuk melakukan scanning dengan nmap gunakan perintah berikut :

root@bt:~# Nmap 192.168.30.1-255


Untuk melakukan scanning untuk satu target IP tertentu dapat dilakukan dengan perintah 
root@bt:~# Nmap (isikan IP target ) 
Contoh  :



Konsep Subnetting

Apa itu subnetting  dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto. Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. 

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan maka :
Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

CLASS
OKTET PERTAMA
SUBNET MAS DEFAULT
PRIVATE ADDRESS
A
1-127
255.0.0.0
10.0.0.0-10.255.255.255
B
128-191
255.255.0.0
172.16.0.0-172.31.255.255
C
192-223
255.255.255.0
192.168.0.0-192.168.255.255

Perhitungan Subnetting
Setelah memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2^y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
 SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
    Subnet
    172.16.0.0
    172.16.64.0
    172.16.128.0
    172.16.192.0
    Host Pertama
    172.16.0.1
    172.16.64.1
    172.16.128.1
    172.16.192.1
    Host Terakhir
    172.16.63.254
    172.16.127.254
    172.16.191.254
    172.16.255.254
    Broadcast
    172.16.63.255
    172.16.127.255
    172.16.191.255
    172.16..255.255
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
    Subnet
    172.16.0.0
    172.16.0.128
    172.16.1.0
    172.16.255.128
    Host Pertama
    172.16.0.1
    172.16.0.129
    172.16.1.1
    172.16.255.129
    Host Terakhir
    172.16.0.126
    172.16.0.254
    172.16.1.126
    172.16.255.254
    Broadcast
    172.16.0.127
    172.16.0.255
    172.16.1.127
    172.16.255.255

    SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
    Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
    Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
    Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
    Penghitungan:
    1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
    2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
    3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
    4. Alamat host dan broadcast yang valid?
      Subnet
      10.0.0.0
      10.1.0.0
      10.254.0.0
      10.255.0.0
      Host Pertama
      10.0.0.1
      10.1.0.1
      10.254.0.1
      10.255.0.1
      Host Terakhir
      10.0.255.254
      10.1.255.254
      10.254.255.254
      10.255.255.254
      Broadcast
      10.0.255.255
      10.1.255.255
      10.254.255.255
      10.255.255.255